Diduga Tempat Prostitusi Online Makin Menjamur

ByRedaksi LStv

Sep 30, 2023

Lintas Samudra // Mesuji (Lampung)

Tak harus ke Hotel, diduga tempat prostitusi online berkedok kontrakan atau rumah kost kini makin merajalela di Desa Simpang Pematang dan Simpang Mesuji, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji Lampung.

Tak hanya satu bahkan puluhan, tempat kontrakan atau kosan di dua Desa tersebut diduga dijadikan tempat Pekerja Seks Komersial(PSK) mencari pria hidung belang dan bahkan dijadikan tempat perselingkuhan.

Biasanya para purel atau PSK mencari pelanggan melalui aplikasi online Michat atau Boking Out bahkan secara langsung bertemu di warung remang remang dan tempat karokean lalu lanjut ke kontrakan untuk memuaskan nafsunya.

Salah satu warga yang bertugas selaku Limmas mengatakan, memang banyak kos kosan atau kontrakan di dua Desa tersebut khususnya Desa Simpang Pematang menjadi tempat tinggal wanita Pemadu Lagu(PL), Wanita Priline bahkan PSK.

“Jadi tempat tempat tinggal mereka. Jadi kalau ada selingkuhannya bahkan ada pelangganya, ya gak harus ke hotel, cukup di kosan atau kontrakan mereka para cewek prilane, BO, PL, PSK atau Purel bila mau mainnya(memenuhi nafsu sahwatnya para hidung belang),” kata RM yang enggan di sebutkan nama aslinya.

Ketika dipertanyakan, apakah Kades setempat atau warga sekitar tidak geram mendengar atau melihat tempat kontrakan dijadikan prostitusi, ia mengatakan, pernah belum lama ini ada oknum kades salah satu desa disebutkan tadi pernah mendatangi salah satu kontrakan dan ada warga sekitar juga menggerebek salah satu kontrakan terdapat salah satu oknum SATPOL-PP lagi asik asik, namun nyatanya redam atau perkara itu tidak naik kepermukaan publik bahkan tak naik sampai kepolisian, ungkapnya.

Dari hasil investigasi dilapang atau lokasi, terpantau puluhan wanita BO, Prilane dan sebagainya, menjadikan kontrakan atau kos kosan mereka menjadi tempat esek esek para hidung belang yang mencari kenikmatan sesaat.

Bukan hanya itu, tempat mereka tinggal tersebut diduga dijadikan tempat memakai narkoba atau transaksi narkoba bahkan tempa pesta miras.

Sedangkan tarif pelayanan mereka dari 300 ribu rupiah bahkan hingga 1500.000 semalam atau sekali berhubungan badan.

Bisa nego, kata salah satu cewek prilane yang tak ingin disebutkan namanya.

Ia menjelaskan, hampir setiap kamar di kosan atau kontrakan di dua Desa tersebut berfrofesi sama seperti dirinya. Kalau ngontrakan murah hanya 500 ribu per bulan, ada juga 800 ribu perbulan. Kalau dihotel atau losmen atau sewa kamar di warung remang remang permalam atau hanya main sekali udah bayar 100 ribu bahkan 200 ribu, kan mahal, ungkapnya.

Dirinya mengungkapkan, “jika cewek prilane, BO, atau Pure di kontrakan dua Desa ini, ada kok anak yang masih dibawah umur yang kini lagi hamil alias mengandung. Ada juga sambil menjadi pemadu lagu ditempat tempat karoke ada juga berdalil tukang ojek untuk antar cewek cewek macam kami ke tempat warung remang remang atau tempat karokean namun diduga tetap melayani BO juga. Maca macam kok. Sedangkan tamunya, ada juga remaja, oknum SATPOL-PP bahkan ada juga oknum Guru atau oknum wartawan serta lain lain dan bahkan ada juga cewek macam kami ini dijadikan cewek simpanan suami orang,” ujarnya.

Ketika dipertanyakan, apakah dirinya tidak takut ketika lagi cari tamu di temoat warung remang remang atau tempat karoke kedapatan dengan razia pihak SATPOL-PP atau kepolisian, ia menjawab. “Gak takutlah kakak, kita selalu aman, soalnya setiap razia warung remang remang atau tempat karokean pasti sudah ada yang ngabarin pihak pemilik tempat seperti tempat karokean ataupun warung remang remang oleh oknum wartawan, oknum anggota TNI, Onknum anggota SATPOL-PP bahkan oknum anggota kepolisian itu sendiri kakak,” paparnya.

Lanjutnya, kalau di tempat kontrakan, selama tinggal disini belum ada tuh namanya dirazia pihak SATPOL-PP dan kepolisian kakak. (Red)