Mengulik Kasus Arya Penangsang versus Ratu Kalinyamat Ada Peran Penting Ki Ageng Penjawi,Ki Ageng Juru Martani Pati

ByRedaksi LStv

Apr 14, 2024

Lintassamudra. Jawa Tengah

Salah satu wali songo,yakni sunan Kudus sebagai tokoh politik, juga terlibat pada kasus pemberontakan Arya Penangsang.Ketika itu, orang orang Jawa amat menyenangi pelajaran ilmu agama Islam serta ilmu kesaktian dan kekebalan.Ada dua guru yang terkenal pada waktu itu,yakni Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus.

Dalam keilmuan dan Kanuragan itu, Sunan Kudus mempunyai tiga orang murid dikalangan kerajaan yaitu, Pangeran Arya Penangsang dari Jipang, Sunan Prawoto dari Sultan Pajang,serta Ratu Kalinyamat.Di antara tiga murid yang disayanginya adalah Arya Penangsang.

Dikisahkan menurut babad islamisasi di Jawa yang ditulis oleh Drs H.Wasit dan Drs . H.Mundiri.

 

Seperti disebutkan, Arya Penangsang berkunjung kerumah sunan Kudus sekaligus guru dan Ayah angkatnya, kemudian sunan Kudus memberikan kabar kepada Arya Penangsang menyoal tentang Sunan  Prawoto dicap seorang pengkhianat.Mendengar informasi dari Sunan Kudus,lantas Pangeran Jipang itu geram dan marah ingin segera membunuh Sunan Prawoto yang juga kakak sepupu dengan Arya Penangsang.

 

*Hutang Nyawa di Bayar Dengan Nyawa*

 

Dalam mengemban misinya dari Sunan Kudus,Arya Penangsang mengutus teliksandimya bernama RANGKUD untuk membunuh Sunan Prawoto .Dapat perintah junjungannya Rangkud bergegas menuju kediaman Sunan Prawoto yang kala itu sedang sakit, tidurnyanyapun bersandar pada tubuh permaisurinya.

Rangkutpun menjelaskan kedatangannya kepada Sunan Prawoto, yang tak lain diutus oleh Arya Penangsang untuk membunuh  Sunan Prawoto. Menyadari itu,Sunan Prawoto teringat ketika dirinya membunuh ayah Arya Penangsang (Pangeran sedo ing lepen).ayah Arya Penangsang dibunuh utusan Sunan Prawoto yang  bernama Suryoto sepulang dari Jumatan dipinggir kali Bengawan sore.Lalu Suryoto dibunuh oleh abdi dalem setia Sunan Prawoto untuk menghilangkan jejak.

 

Kemudian setelah menjelaskan misinya, Rangkud menghunus dan menancapkan kerisnya ke dada Sunan Prawoto hingga menembus punggung dan menembus dada permaisurinya. Melihat istrinya terluka , Sunan Prawoto marah,lalu Sunan Prawoto mencabut keris  kiai bethok miliknya kemudian dilemparkan ketubuh Rangkud dan tewas di rumah Sunan Prawoto kena gores keris sakti kiai bethok.

Dikisahkan Sultan Bintoro Demak (Raden Patah) punya beberapa orang anak dari istri  yang berbeda . Yang pertama adalah  Pangeran Mukmin alias sunan Prawoto.Kedua Ratu Emas yang menikah dengan Pangeran Cirebon.Kedua Pangeran Sabrang Lor (Pati unus).Ketiga Pangeran sedo ing lepen (ayah Arya Penangsang). keempat Raden Trenggono,Ratu Kalinyamat Adipati Jepara (Dewi Retno Kencono). Kelima Pangeran  timur

*Melewati Kaliwungu Hingga Mayong Menuju Kalinyamatan*

 

Setelah kematian Sunan Prawoto kakaknya Ratu Kalinyamat.Dewi Retno Kencono tidak rela saudaranya laki laki itu dibunuh Arya Penangsang,dan berangkatlah Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadiri suaminya pergi menemui Sunan Kudus.Tujuanya adalah untuk meminta keadilan kepada sunan Kudus .Setelah bertemu sunan Kudus dan dijelaskan akar persoalan kematian Sunan Prawoto kepada Ratu Kalinyamat, bahwa kematian Sunan Prawoto karena telah berhutang nyawa,yaitu ayah Arya Penangsang dibunuh sunan Prawoto,maka sebagai pembayarnya sunan Prawoto dibunuhlah oleh Arya Penangsang .

Mendengar penjelasan sunan Kudus yang tidak membela Ratu Kalinyamat,justru membuat sakit hati . Kemudian bergegas pulang menuju Kalinyamat ( Jepara). Ditengah perjalanan mereka dihadang orang orang suruhan Arya Penangsang di daerah jelember ( Jember Kudus). Dalam peristiwa itu Suami Ratu Kalinyamat tewas dibunuh orang orang suruhan Arya Penangsang.Sultan dibawa pulang kejepara melalui sungai ,darah Sultan Hadiri membanjiri kali.Kemudian sungai tersebut diberi sebutan Kaliwungu.Dari Kaliwungu, Ratu Kalinyamat membawa mayat suaminya yang tampak moyang moyong(sempoyongan ) saat ini daerah itu ,disebut  (Mayong) yaitu , kecamatan  bagian dari integral Kabupaten Jepara .Setelah sampai istana Kalinyamatan,Ratu Kalinyamat hendak pergi ke hutan perbukitan Donorojo untuk bertapa dengan melepas seluruh pakaiannya (tapa telanjang),hingga rambutnya terurai panjang menutupi tubuhnya.Ratu Kalinyamat bersumpah tidak akan memakai kain selama hidupnya, sebelum bisa membunuh Arya Penangsang.

 

*Ratu Kalinyamat Dengan Sayembaranya *

 

Lalu Dewi Retno Kencono (Ratu Kalinyamat) membuat dan mengabarkan sayembara, dalam isi sayembara itu, siapapun yang dapat membunuh Arya Penangsang,dia akan mengabdi kepadanya dan seluruh harta kekayaan akan diserahkan kepada pemenang sayembara itu.

Sayembara telah dikumandangkan diseluruh jagat kekuasaan negeri pajang,serta disambut baik oleh Ki Ageng Juru Martani dan Ki Ageng Penjawi,lalu kedua tokoh asal Pati Pesantenan itu,mengutus keponakannya yang bernama Sutawijaya (Raden Danang Sutawijaya ) untuk berperang melawan Adipati jipang Arya Penangsang .

Pada pertemuan guru dan murid,setelah kematian sunan Prawoto dan suami Dewi Retno Kencono,maka sunan Kudus hendak menasehati anak angkatnya dan berkata,” Kakakmu sunan Prawoto sudah tiada, demikian Kalinyamat, tetapi hatiku belum terasa puas jika engkau belum menduduki tahta yang memerintah seluruh Jawa “.Ujar Sunan Kudus kepada anak angkatnya. Lalu Sunan Kudus juga menyebut.” Jika adikmu sultan pajang masih hidup,aku rasa, kamu tidak bakal jadi raja.Sebab dialah penghalang bagimu “. kata Raden jafar Sodiq kepada Arya Penangsang. Kemudian Aryapun menjawab, ” jika demikian biarlah pajang aku gempur dan Hadiwijaya saya bunuh.!”.ucap Arya Penangsang dengan geram rasa dendam kesumatnya.

Namun hal itu justru sunan Kudus menolak nafsu kesumat Arya Penangsang.Djafar Sodiq itu menyarankan agar Arya Penangsang membunuh sultan pajang secara sembunyi sembunyi.Sebab peperangan menurut sunan Kudus akan membawa banyak korban.

Setelah menerima nasihat dari sunan Kudus, Arya Penangsang mengutus prajurit teliksandimya berangkat ke negeri pajang,mereka menyelinap di peraduan sultan pajang. Di tempat tidur bersama permaisurinya,sultan pajang diserang oleh prajurit intelijen Arya Penangsang dengan menusukkan keris berkali kali ketubuh sultan Hadiwijaya, tetapi tidak satupun yang menembus tubuh sultan pajang.Tiba tiba permaisuri Sultan Hadiwijaya itu, menjerit histeris , melihat prajurit intelijen Arya Penangsang menusuk nusuk tubuh sultan pajang hingga Djoko Tingkir itu bangun dari tidurnya.Lalu kepanikan dari empat  orang prajurit teliksandi Arya Penangsang justru terbelit selimut sultan pajang dan tergeletak tak bergerak disamping Mas Karebet. Lalu sultan pajang berkata kepada prajurit intelijen Arya Penangsang.”Keluarlah sekarang,cepat..! dan katakan pada tuanmu.!”,kata sultan kepada empat penjahat teliksandinya Adipati jipang. Keempat penjahat itu bergegas menghadap sultan pajang, bahkan mereka mereka justru diberi hadiah uang dan pakaian oleh sultan Hadiwijaya.Merekapun tak menyangka masih diberi ampun tidak dibunuh oleh sultan pajang,lalu keempat prajurit itu bersujud dan pamit pulang ke Jipang.

 

Setelah di kerajaan Jipang, prajurit intelijen Arya Penangsang itu wadul melaporkan kepadanya,jika tubuh sultan Hadiwijaya sangat sakti tidak mempan oleh keris apapun.Lalu mendengar laporan prajuritnya, Arya Penangsang gusar dan gundah hatinya.Mendengar kegagalan prajurit militernya,Arya Penangsang segera menemui dan wadul kepada sunan Kudus, guru sekaligus ayah angkatnya .

Adipati Jipang  meminta kepada sunan Kudus hendak membunuh sultan Hadiwijaya dengan cara dipanggil dan hadir di Kudus.

 

*Sunan Kudus Merancang Strategi Menghabisi Sultan Pajang Demi Anak Angkatnya*

 

Sunan Kudus akhirnya memanggil muridnya yaitu sultan Hadiwijaya untuk menghadap dirinya datang kekudus. Sultan Pajangpun sontak kaget dipanggil secara tiba tiba oleh gurunya dan segera minta nasehat kepada Ki Ageng Penjawi Pati yang juga guru sultan pajang.Lalu pendiri pengggeng dari Pati Pesantenan itu mewanti-wanti kepada Hadiwijaya ,bahwa panggilan tersebut ada kaitannya dengan pembunuhan yang gagal kemarin.” Panggilan itu tidak untuk berbicara tentang ilmu maka angger harus tetap waspada “.pesan Ki Penjawi Pati kepada sultan Hadiwijaya.

Tidak hanya itu saja Pendiri tanah Pati itu juga berpesan kepada muridnya,agar membawa prajurit lengkap saat menghadiri undangan sunan Kudus.Setelah pasukan sempurna, berangkatlah Sultan Hadiwijaya menuju Kudus dengan diiringi pasukan berkuda dengan posisi di depan,serta prajurit infanteri berjalan berada di posisi belakang . Sesampainya di Kudus, dikabarkan kepada sunan Kudus,jika rombongan sultan Hadiwijaya sudah tiba,lalu sunan Kudus memberitahu Arya Penangsang,agar segera menemui sultan pajang.

Di suatu ruangan pertemuan antara sultan pajang dan Adipati jipang saling menyapa serta saling pamer memperlihatkan pusaka keris andalan mereka masing masing.Padahal rencana Adipati jipang sebelumnya,jika sultan pajang masuk diruang pertemuan,Arya Penangsang langsung menusukkan keris didada sultan pajang lalu prajurit prajuritnya mengeroyok sultan Hadiwijaya.

Namun hal itu tidak terjadi , justru sultan pajang dipersilahkan duduk lebih dahulu dalam satu majelis dengan Arya Penangsang dibarengi dengan Kiageng pemanahan dan putranya Raden ngabehi sakloring pasar

(Danang Sutawijaya). Dalam pertemuan antara sultan Hadiwijaya dan Arya Penangsang itu , keduanya saling memperhatikan dengan tatapan tajam.Lalu Arya Penangsang mengatakan kepada sultan pajang.” Adi sudah lama kita tidak bertemu,” ucap Adipati jipang. Kata Adipati lagi,”kebetulan kita bersama sama menghadap guru disini ,wah keris manakah yang adi pakai”.tanya  Arya Penangsang kepada sultan pajang .Dari pertanyaan Adipati jipang itu,sultan pajang langsung menjawabnya .”Keris yang mana yang Kakanda tanyakan,ini yang aku bawa keris yang lama ,” jawab Mas Karebet kepada Arya Penangsang.Lalu Arya Penangsang meminta keris sultan pajang untuk dilihatnya.” Mana Adimas Hadiwijaya saya ingin melihat kerisnya. Lalu dicabutlah keris dari warangkanya dan sembari Kiageng pemanahan menyentuh sultan pajang dan paham akan maksudnya.Keris sudah diberikan kepada Arya Penangsang, kemudian Hadiwijaya menarik keris satunya lagi sambil berkata.”Kakanda keris yang aku pegang ini jauh lebih bagus dari keris itu.Lalu Arya Penangsang juga menjawab pertanyaan sultan pajang.”Menurut saya,keris ini juga baik”. Tetapi dibantah lagi oleh sultan pajang,” Meskipun keris itu baik, tetapi masih baik keris yang saya pegang ini,ini keris kiyai cerubuk dan sudah terbukti.Siapapun yang tergores oleh keris ini pasti menemui ajalnya “.jelas sultan pajang kepada Adipati jipang.

 

Tiba tiba sunan Kudus mendengar perdebatan kedua muridnya soal keris, lalu keluar dari kamarnya dan berkata.” Ada apa ini kalian berdua mengeluarkan keris dari warangkanya, cepatlah masukkan kewarangkanya, tidak baik dilihat banyak orang”.kata sunan Kudus kepada kedua muridnya.( artinya isyarat,sandi,kode dari sunan Kudus kepada Arya Penangsang,segera menusukkan keris keperut sultan pajang, tetapi Arya Penangsang terlalu bodoh, tidak paham kode sandi dari ayah angkatnya).Lalu keris itu dikembalikan lagi kepada Hadiwijaya oleh Arya Penangsang sembari berkata,” Kiranya belum saatnya membuat seseorang menjadi janda.” Lalu Sultan Hadiwijaya menyahutnya,” Kiranya belum waktunya aku memberi maka burung gagak”.

Melihat situasi yang tambah panas ,sunan Kudus akhirnya menengahi kedua muridnya.” Sudah cukuplah perbincangan kalian, lestarikan persaudaraan, sekarang kembalilah ke peristirahatanmu masing masing masing,kelak,jika para bupati hadir, kalian aku panggil kembali “. jelas Raden Djafar Sodiq kepada kedua muridnya.

Sementara keduanya lalu pulang,Arya Penangsang kembali ke Kerajaan Jipang yang berada di sebelah timur sungai Bengawan Solo, sedangkan sultan Hadiwijaya pulang di kerajaan Pajang sebelah barat sungai Bengawan Solo.

Pada kasus diatas, strategi sunan Kudus menyetujui, Arya Penangsang menghabisi sultan pajang dengan cara diam diam tetapi tidak berhasil.Ketidak berhasilan Arya Penangsang membunuh sultan pajang,atas kecerdikan Kiageng Penjawi dan Kiageng pemanahan sehingga maksud dan tujuan dari sunan Kudus gagal total.(bersambung episode berikutnya). (Team)